Menurut legenda, dahulu kala seorang Dewi bernama Dewi Anjarwati bersembunyi di balik air terjun karena sedang diperebutkan oleh Joko Lelono dan Raden Baron (suaminya). Pada akhirnya kedua lelaki itu tewas dan Dewi Anjarwati yang baru saja menjadi istri Raden Baron selama 36 hari harus menjadi janda. Dalam bahasa jawa untuk seorang janda adalah Rondo. Sedangkan Coban berarti air terjun, sehingga Coban Rondo dikenal sebagai air terjun tempat bersembunyi-nya Dewi Anjarwati yang menjadi janda.
Coban Rondo merupakan bagian dari air terjun bertingkat, dimulai dari air terjun kembar dengan nama Coban Manten, bergabung menjadi satu dengan nama Coban Dudo, dan mengalir kebawah dengan nama Coban Rondo.
|
Gapura Coban Rondo |
Saat saya mengunjungi air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 84 m itu, volume airnya banyak dan deras sekali. Serpihan air terjun begitu terasa diwajah ketika saya mencoba mendekati air terjun itu. Melihatnya dari dekat membuat saya harus mendongakkan kepala hingga leher terasa sakit. Terbayang hasrat ingin melihat dari atas sana bagaimana air itu bisa mengalir sekian banyaknya dan tak henti-henti.
|
Coban Rondo |
Sayangnya saya tak bisa mencelupkan diri di sekitar air terjun itu karena pemandu tour sudah memanggil tuk segera kembali ke bus. Wah, memang tidak enak ya jika menggunakan jasa tour n travel karena waktu sangat terbatas sekali. Kembali dari air terjun, saya melihat sekelompok kera sedang asik bermain dan ada seekor kera besar yang mangasingkan diri hendak meminta makan atau hanya sekedar menyapa pengunjung yang lewat.
|
Seekor Kera Mengamati Pengunjung yang Datang |
Sedikit informasi, Coban Rondo terletak di daerah Batu, 12 km dari kota Batu. Di sana ada juga yang menawarkan berbagai kegiatan seperti ; flying fox, colour gun, berkemah, dll. Yang tak kalah menariknya tentu saja beberapa warung yang menyajikan sajian pengisi perut, saya mencoba jagung bakar yang sangat pas disantap di daerah dingin itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar