Edisi nanjak kali ini adalah di puncak Cikuray, Garut. Letaknya berdekatan dengan Gunung Papandayan yang setahun lalu saya daki. Lagi-lagi saya ikut trip nanjak bersama teman-teman dari BPI, dengan sebutan kelompok "Bikin Jejak". Kami yang jumlahnya 23 orang berkumpul di terminal Kp.Rambutan.
Tiba di terminal Guntur, Garut, setelah digoyang-goyang dalam bis yang melaju kencang selama 4 jam. Pagi itu pukul 6, kami menembus udara pagi yang dingin tuk melanjutkan perjalanan menuju kaki gunung dengan menaiki truk. Saat menghadapi tanjakan ekstrim, truk yang kami naikki sempat terhenti bahkan harus mundur yang membuat beberapa kawan wanita harus berteriak, wuaahhhhww. Di tanjakan ekstrim selanjutnya, beberapa kawan termasuk saya harus turun agar mengurangi beban muatan truk. Kawan lain yang tidak turun saat tanjakan itu hanya tertawa bahagia saat melihat saya ngos-ngosan menaikki tanjakan, sialll tapi saya anggap pemanasan sih, hehee.
Titik Awal Pendakian |
Menata ulang barang bawaan dan mengisi perut merupakan hal wajib sebelum memulai penanjakan. Setelah semua siap, kami memulai penanjakan jam 8.15 WIB. Membelah perkebunan teh yang hijau dan sejuk sebagai trek awal yang harus dilalui menuju puncak Cikuray. Setelah kebun teh terlewati, yang ada hanya trek menanjak, menanjak, dan menanjak.
Kebun Teh yang Sudah Terlewati |
Menuju Pos 1 |
Menuju pos 1 saja rasanya sudah mau menyerah, tidak seperti gunung yang pernah saya daki sebelumnya, di gunung Cikuray butuh tenaga ekstra. Kira-kira 1,5 jam pendakian tiba di pos 1, baru sampai pos 1 tapi rasanya sudah lelah sekali. Bisa dipastikan karena trek nya yang menanjak membentuk sudut 60 derajat. Tak mau menyerah di pos 1, saya beranjak melanjutkan penanjakan. Nah saat menuju pos 4, tanjakannya lebih parah lagi hampir tegak lurus. Tak salah rupanya, ada seorang kawan yang mengingatkan sebelum penanjakan bahwa nanti akan merasakan dengkul menyentuh dagu. Saya mengerti maksudnya bahwa kaki harus diangkat setinggi-tingginya, jika perlu setinggi dagu. Huffftt memang trek yang berat, belum lagi akar-akar pohon yang melintang sepanjang trek membuat lintasan menjadi lebih licin, pokoknya epicc melelahkan banget.
Tanjakan |
Tanjakan Lagi |
Akhirnya sampai di pos 6 sekitar jam 2 siang, itu artinya 6 jam perjalanan. Sebagian kawan berencana mendirikan tenda dan menginap di pos 6. Karena rombongan kami berpisah saat mendaki, ada yang melaju duluan dan ada yang ketinggalan maka sebagian ada yang sudah menuju pos 7 (pos terakhir di gunung Cikuray). Saya termasuk gerombolan yang ditengah dan menunggu kawan yang belum sampai di pos 6. Karena tidak tahan menunggu terlalu lama dan hanya berdiam saja, maka saya ingin menyusul kawan yang sudah menuju pos 7 seraya ingin memberitahu bahwa akan bermalam di pos 6. Saya dan 3 orang teman beranjak menuju pos 7. Ternyata perjalanan dari pos 6 ke pos 7 mengahabiskan waktu satu jam, lagi-lagi melewati tanjakan yang tiada hentinya. Setelah sampai dan bertemu teman yang telah sampai duluan kami memberitahu bahwa akan bermalam di pos 6, tetapi mereka sudah mendirikan tenda dan berencana akan menginap di pos 7. Hmmm logistis sepertinya tidak akan cukup untuk bermalam jika kami memutuskan menginap di pos 7 karena persediaan logistik dibawa oleh teman yang ada di pos 6. Akhirnya kami bertiga kembali ke pos 6 tapi satu orang tetap tinggal bersama 4 orang teman yang sudah sampai terlebih dahulu. Puncak sudah terlihat dari pos 7, untuk itu sebelum kembali ke pos 6, kami bertiga merangkak sedikit ke puncak sekedar melepas penasaran bagaiman bentuk puncak gunung Cikuray.
Bergerak turun kembali ke pos 6, saat sampai ternyata beberapa tenda sudah didirikan dan sedang masak tuk makan malam, asyikknya di masakin tinggal makan doank, hehee.
Saat malam hari, saya dan kawan lainnya saling bergurau sambil bermain games kecil-kecilan serta berbagi kelucuan. Saat itu yang ada hanya canda tawa seakan-akan rasa lelah hilang begitu juga penat yang menghinggap di kepala.
Meskipun keadaan diluar tenda masih gelap tapi kami harus bergerak tuk menuju puncak melihat matahari terbit. Udara dingin menusuk tulang saya membuat gigi seakan tak bisa berhenti bergetar, sehingga saya menutupi tubuh dengan jaket hangat dan melengkapi dengan sarung tangan serta penutup kepala. Setengah lima pagi kami bergerak menuju puncak, baru kali ini saya naik ke puncak 2 kali setelah kemarin menyusul teman di pos 7. Oksigen yang sedikit membuat napas putus-putus dan terengah-engah.
Sun Rise-nya Malu-malu |
Keindahan sinar matahari pagi seakan malu-malu karena gerombolan awan hitam yang membentengi sinar itu. Saat itu puncak Cikuray penuh oleh kawanan pecinta gunung termasuk saya. Sedikit kecewa karena "sun rise" yang tidak terlalu 'wah' dan 'wah' dengan ramainnya manusia yang memenuhi puncak itu. Baru kali itu saya mengalami naik gunung dengan puncak yang begitu ramai seperti pergi ke pasar tradisional.
Puncak Gunung Cikuray |
Keramaian Puncak Gunung Cikuray |
Puas menikmati puncak gunung yang ramai dan berfoto-foto, kami kembali ke pos 6. Makan sudah, membongkar tenda sudah, mengemasi barang bawaan juga sudah, saatnya kami kembali menuruni gunung. Pukul 11 WIB, saya dan kawan-kawan kembali menuju kaki gunung, kali ini melewati turunan, turunan, dan turunan, hahaa.. Tap tap tap, langkah kaki melangkah cepat dan semakin cepat melewati pos 5, 4, 3, 2, dan 1. Waktu yang saya butuhkan tuk turun hanya 1 jam 50 menit, saya sendiri terheran-heran bisa jauh lebih cepat dibandingkan saat naik yang butuh 6 jam. Mungkin karena saya mengikuti teman yang berjalan turun begitu cepat yang beberapa kali berlari kecil. Tak mau kalah sebenarnya karena salah satu dari 2 orang teman yang saya ikuti itu adalah wanita. Tapi saat di pos 2 menuju pos 1 dan melewati kebun teh, saya tertinggal jauh oleh wanita itu, woww dia sungguh kuat rupanya, huftt.
Tiba di titik awal, di kaki gunung, saya menggantikan lelah dengan menenggak air putih sebanyak-banyaknya, maklum persediaan air saya sudah habis saat di pos 2. Tak ada mata air saat berada di puncak gunung membuat saya dan teman-teman harus mengirit air, dengan kata lain naik gunung Cikuray itu susah airnya. Satu persatu kawan yang lain sampai di titik awal. Setelah lengkap 23 orang kami menaikki truk yang sudah menunggu kami tuk menuju terminal Guntur. Lanjut dengan bis menuju Kp.Rambutan dan berpisah menuju tempat masing-masing.
Usai sudah petualang saya dan kawan-kawan kali ini dalam edisi nanjak gunung Cikuray.
See yaa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar