Sabtu itu saya tak ada ide dan tak ada rencana hendak kemana.
Entah ada angin apa, salah satu teman saya memberi chating-an dan bercerita bahwa seaworld baru dibuka kembali setelah ditutup satu tahun lamanya. Dengan sigap saya menaggapi obrolan itu karena entah kapan saya terakhir kali datang ke seaworld dan penasaran dengan bentuknya saat ini.
Avia - begitu biasa dia dipanggil, dengan cepat kakinya melangkah begitu kami turun dari busway, setara dengan kecepatan atlet jalan cepat. Untuk bisa mengerjarnya, saya pun berjalan lebih cepat lagi.
Melewati gerbang Ancol, harus menggelontorkan uang 25rb per orang agar bisa diperbolehkan masuk. Karena jarak dari gerbang Ancol ke Seaworld lumayan jauh dan bisa menambah keringat di baju, kami menunggu bus Wara Wiri yang bisa mengantarkan pengunjung di seputar kawasan Ancol. Tiket pass harus ditukarkan dengan harga 90 rb per orang, sama seperti di Dufan ketika masuk akan ditempelkan cap sebagai tanda sudah membeli tiket.
|
Arwana Merah |
Pertama tama saya langsung disuguhi akuarium berisi ikan arwarna yang berwarna merah, dengan kumis yang melambai-lambai dan gigi nya runcing. Diseberang nya ada akuarium berisikan ikan air tawar, seperti ikan bawal, lele, dan mujair. Heran nya saya ukurannya yang besar, apalagi lele besar yang berkumis panjang dan tebal, huaaahh kalah donk Mr.Tukul.
Akuarium seperti milik pribadi, ditempati oleh si pemalu Dugong, yang senang bersembunyi dipinggir atas akuarium.
|
Lele Jumbo, Kumisnya Juga Jumbo
|
|
Si Pemalu Dugong |
|
Akuarium Berbentuk Mobil |
|
Akuarium Telepon Umum |
lebih lanjut saya berkeliling, mengamati ikan-ikan yang banyak jenisnya dan mengingatkan saya pada masa kecil dulu ketika berkunjung ke sana. Tapi sayangnya ketika memasuki lorong akuarium, seingat saya ada fasilitas eskalator berjalan, dan saat itu sudah tak berfungsi lagi. Sayang sekali memang, padahal eskalator itu yang masih terngiang-ngiang dalam benak saya jika berkunjung ke Seaworld. Tak lama berselang, ada pertunjukan pemberian makan untuk ikan-ikan oleh dua orang penyelam.
|
Waktunya Ikan-ikan Makan |
Dua orang penyelam itu memutar-mutar umapan makan kepada ikan pari, sehingga ikan pari itu berputar-putar layaknya seorang penari di dalam air. Anak-anak yang berkunjung bersorak sorai menikmati atraksi tersebut, ada pula yang melompat-lompat dan berdadah ria kepada kakak penyelam. Hhhmmm mungkin saya pun dahulu seperti itu, seperti melihat nostalgia puluhan tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar