Selasa, 03 September 2013

Mendaki Gunung Papandayan, 2665 mdpl

Perjalanan diikuti oleh para backpacker mania, kumpul di depan gerbang kampung rambutan. Ini perjalanan ke 3 saya bersama para backpacker mania dan yang ke-2 tuk muncak..
Dari kp.rambutan kami naik bus jurusan garut dengan ongkos 45 ribu aj dan lama perjalanan lebih kurang 4 jam an (11 malam - 3.30 pagi). Karena muncak kali ini dilakukan pada bulan puasa maka kami singgah sejenak di sebuah mesjid tuk sahur dan sholat bagi kawan-kawan yang menjalankan ibadah puasa. Nah setelah selesai sahur dan sholat, kami melanjutkan perjalanan dengan mobil pick up, ada tiga mobil pick up yang di pesan, tiap mobil pick diisi 13 orang bahkan ada yang 15 orang disalah satu pick up.


Kelebihan muatan, ga bisa nanjak deh mobilnya


Nah perjalanan di mobil pick up in yang menantang, bukan hanya jalurnya saja yang berliku-liku dan menanjak tapi juga kondisi jalannya yang rusak dan banyak lubang dijalan, alhasil kami haris berpegangan erat satu sama lain karena goncangan mobil saat menghadapi lubang jalan dan beberapa kali harus turun dari mobil karena mobil tak dapat mendaki, huuft... Belum lagi ada kupluk teman yang jatuh (cewe loh) sehingga salah satu cowo yang baik hati turun dari mobil dan berlari-lari tuk mengambilnya dan dia lupa bahwa sedang berpuasa karena saking semangatny,hehehe... Akhirnya setelah 1 jam bergoncang ria dan bercanda di pick up, kami pun tiba di pos pendakian mt.Papandayan..




Yuup, melapor di pos pendakian sudah, absen ulang pesertaun sudah maka saatnya mendaki.. Baru saja mulai mendaki sudah disuguhkan dengan kawah belerang yang baunya masih sangat menyengat, kawah itu masih aktif yang ditandai dengan semburan asap berbau belerang. Ada yang unik di pendakian ini yaitu ada ojek menggunakan motor tril, tak disangka juga beberapa masyarakat lokal nekad bermotor di jalur pendakian ini, "Mungkin mereka bisa juara motor cross", celetuk teman saya, bisa jadi sih karea harus punya skill tinggi dalam menggendarai motor di sana karena bisa-bisa nyebur ke jurang tuh, wahh jangan sampai dah.
Kami melewati jalur hutan mati, mungkin dikatakan hutan mati karena pohon-pohon nya sudah tidak tumbuh lagi alias sudah mati, hanya batang-batang kering yang tertancap ditanah sama seperti di daerah kawah putih, Bandung. 




Lingkaran Tenda


Lama pendakian kita tempuh kira-kira 4 jam dan akhirnya sampai juga di tempat tuk mendirikan tenda yaitu Bukit Saladah. Satu persatu tenda didirikan dan posisi tiap tenda hampir membentuk sebuah lingkaran karena memang kita ingin memjaga kebersamaan meskipun belum kenal semua sesama pendaki, hihi maklum jumlah pesartanya lebih dari 40 orang. Pendakin kali itu memang direncanakan tuk melakukan taraweh berdama diatas gunung, tentu saja bagi teman-teman yang menjalankan ibadah puasa dan they did it, congratz guyss..!! Dini harinya, niatnya sih ingin melihat sunrise but cuaca ga mendukung sob alhasil saya dan teman-teman setenda pada meringkuk di dalam tenda alias tidur (takutkena air hujan, hehehe) tapi kawan-kawan pendaki lain ada juga yang tetap mencoba  melihat sunrise dan edelwise, semangat nih yee..



Narcis Bersama


Kira-kira jam 10 pagi tiba saatnya kami tuk turun gunung, tapi tidak lupa sesi yang paling penting yaitu foto-foto donk. Selesai bernarsis ria, kami pun turun dan perjalanan turun kira-kira hanya 1 jam lamanya. Setelah itu dilanjutkan dengan kecerian bersama di mobil pick up dengan bermain ABC lima dasar (tebak-tebakan dengan awalan huruf yang ditentukan, kalo tidak bisa jawab siap-siap tangan kena sentil). Tiba di terminal Garut, sebagian dari kami berpisah dengan tujuan masing-masing dan disinilah akhir dari cerita perjalanan muncak di Papandayan, See you next time...!!!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar