Sudah 6 bulan saya terlepas dari hangatnya pantai dan laut, dan ajakan seorang teman lama untuk nge-trip ke pulau seribu seakan menjadi keceriaan sendiri buat saya. Papatheo adalah tujuan saat itu, saya bergegas mencari referensi tentang pulau itu dan hasil referensi pulau itu adalah pulau pribadi dan tempat yang asik buat kemping.
Pada hari - H kami mesti berkumpul di pelabuhan Kali Adem pukul 06.00 WIB. Saya yang menumpangi kereta menuju stasiun Kota harus terlambat karena kereta harus menunggu antrian parkir kereta di stasiun itu dan waktu sudah menunjukkan jam 7 kurang 15 menit. Sekejap saja saya bernegosiasi dengan pengendara ojek untuk membawa saya ke Kali Adem dengan tempo 10 menit, 30 ribu pun harus saya relakan. Untungnya saya belum ditinggal oleh kawan-kawan yang sudah berkumpul disana.
Kapal penyebrangan mengantar kami menuju pulau Pramuka beserta dengan penumpang-penumpang lainnya, biaya tiket sudah melonjak dari terakhir saya tumpangi sebesar 40 ribu menjadi 52 ribu. 3 jam terombang ambing diatas kapal sebelum tiba di pulau transit itu.
|
Menikmati Perjalanan Menuju Papatheo |
Nisa selaku TS trip langsung mengkontak pemilik kapal yang kami sewa. Pak Wawi selaku captain kapal beserta Pak Rio sebagai ABK menjadi pengantar kami yang setia. Jadi lah kami ber-17 mempercayakan perjalan kepada sang captain, "Kurang lebih 30 menit kita akan sampai di Papatheo", pak Wawi menerangkan. Tak lama memang di bandingkan perjalanan kami 3 jam sebelumnya.
|
Papatheo Yang Banyak Sampahnya |
Tiba di Papatheo, Pak Wawi, Nisa, dan Niken bernegosiasi dengan penjaga pulau itu, ternyata kami tidak diperbolehkan kemping di sana karena pesan dari yang empunya pulau. Tapi saya pun tak terlalu kecewa karena kondisi sekitar pelabuhan yang dihiasi genangan sampah. Selepas pulau itu, Pak Wawi memberikan ide jika pindah ke pulau Sepa, letaknya pun tak begitu jauh hanya 15 menit saja. Ibarat pepatah "Tak Ada Rotan, Akar pun Jadi", begitu pun perjalanan kami "Tak Ada Papatheo, Sepa pun jadi".
|
Pulau Sepa |
|
Dermaga Pulau Sepa |
|
Jernih dan Cerah nya Pulau Sepa |
Tiba di Pulau Sepa, Pak Wawi ditemani Nisa dan Niken kembali bernegosiasi dengan penjaga pulau, dan kali ini mereka berhasil, yeeeahh. Oh ya, di dermaga Pulau Sepa kondisi nya bersih lho, tak ada sampah yang tergenang plus di hadiri bule--bule yang sepertinya menginap di resort pulau Sepa. Kami bergegas mencari tempat untuk mendirikan tenda, posisi tempat yang kami dapat menghadap ke timur. Tenda jadi, dan makan siang pun selesai, tiba waktu nya untuk kami ber snorkeling ria. Andis, yang tak ingin snorkeling menawarkan dirinya untuk stay di tenda dan menjaga barang-barang kami, dia pun ingin berleyeh-leyeh di pantai, thanks ya Andis udah di jagain barang-barang nya.
|
Lokasi Kemping |
|
Di Sepa Ada Juga Gubuk tuk Di Sewa |
|
Salah Satu Spot Snorkeling |
Berangkat ke spot snorkeling yang pertama, banyak karang tapi ikan-ikan yang berkeliaran tidak terlalu banyak. Di spot yang kedua, terumbu karangnya lebih banyak dan ikan nya pun bergerombolan, membuat kami lebih lama menghabiskan waktu di spot itu. Di spot yang ketiga, hari sudah semakin sore, arus laut pun semakin kuat dan alhasil pemandangan bawah laut di spot itu burem dan terlalu capek melawan arus. Setelah puas snorkeling, kami kembali ke pulau Sepa lokasi berdirinya tenda.
Keseruan malam dilanjutkan dengan bermain kartu tepok nyamuk, tak tahu dari mana nama permainan itu, tapi sudahlah mainkan saja. Canda tawa melengkapi malam itu.
Awan menghalangi sinar sang surya yang hendak muncul, ga jadi deh liat sunrise padahal tempat kami sudah sangat mendukung. Persiapan isi perut pagi dan beres-beres tenda melengkapi perpisahan kami di pulau Sepa itu, ya kami harus kembali ke Pulau Pramuka dan menuju Kali Adem. Sebelum ke Pulau Pramuka, kami singgah sebentar di Pulau Perak. Kalau bagi saya ke pulau itu menjadi nostalgia karna sudah 2 kali saya mengunjunginya, dan salah satu pulau di kep.seribu yang asik dijadikan tempat kemping. Saya dan beberapa kawan sempat menyeburkan diri di dermaga Pulau Perak, sementara yang lainya hanya bermain ayunan ditemani gerimis kecil.
Sudah puas bermain di pulau itu kami beranjak dan melanjutkan perjalanan ke Pulau Pramuka, dan berakhir lah edisi trip kali ini.
|
Mentari Pagi dan Kami pun Harus Pergi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar