Rabu, 15 Februari 2017

Pilkada di Tanjung Puting

Berhubung saya dan beberapa teman yang tak bisa pulang untuk memilih pemimpin daerah di tempat masing-masing, terbesit lah ide untuk menjelajah Tanjung Puting. Sejatinya Tanjung Puting berada di daerah Kalimantan Tengah yang bisa ditempuh 2 jam perjalanan darat dari tempat kami bekerja, desa Arut namanya. Tanjung Puting sendiri sudah di jadikan sebagai Kawasan Taman Nasional untuk melindungi Orang Utan dan di sahkan pada tahun 1982.

Hujan oh Hujan
Sang Captain Klotok, Pak Openg - Stir di Kaki

Saya dan kawan-kawan menuju dermaga Kumai, Kalteng dan Pak Nur selaku guide dan yang empunya klotok/perahu sudah menunggu sedari pagi. Hujan pun menyertai kami menuju dermaga Kumai, deras sangat deras. Beberapa pendapat dari kami karna si pawangnya ujan memblokir ujan di sekitar tempat pemilihan umum dan jadilah daerah sepanjang Tanjung Puting hujan deras. Pak Nur menyambut kami di istana klotoknya dengan bahasa Inggris, maklum sebagian besar tamu yang pernah beliau bawa adalah orang asing. Sehabis Pak Nur menjelaskan sambutan hangat dengan bahasa Inggris, kami pun meminta untuk di transletkan.


Waktunya Makan

Guide Serta Yng Empunya Klotok - Pak Nur

Oya klotok Pak Nur bisa menampung pengunjung maksimal 20 orang lho tapi komplotan kami hanya berjumlah 14. Dari Dermaga Kumai, kami menyusuri sungai Sekonyer yang kanan - kiri nya banyak ditumbuhi pohon Limpa. Menurut kisah dahulu kala, nama sungai itu diambil dari sebuah nama kapal Belanda yang pernah datang ke Kalimantan dan berupaya menjajah, tapi di hadang oleh "sang penjaga" Kalimantan dan dihancurkan. Kembali ke kisah perjalanan kami, setelah menyusuri kurang lebih satu setengah jam kami tiba di camp pertama -Tanggui-. Di camp Tanggui kami trekking 10 menit menuju tempat pemberian makan orang utan.

Gapura Camp Leakey
Camp Leakey

Trekking di Camp Leakey

Ok, kembali ke klotok dan melanjutkan perjalanan yang lebih jauh kira-kira 2 jam an. Camp Leakey namanya, camp inilah yang pertama kali didirikan dan tahu tidak? ternyata bukan oleh orang pribumi tapi orang asing berkebangsaan Canada. Ketika tiba di camp Leakey, hujan baru benar-benar reda. Nah di sini ada 2 jalur trekking menuju tempat feeding orang utan, ada yang pendek dan panjang. Kami sengaja memilih jalur yang panjang dan bisa memakan waktu 30 menit, trek nya pun banyak rintangannya, genangan air dan pohon tumbang. Di tengah perjalanan kami mendapati pohon yang di tandai cakar beruang dan lebah madu yang imut. Keuntungan lainnya, kami menjumpai orang utan yang asik bergelantungan, ups tak hanya itu ada juga yang sedang menggendong anaknya.


Sarang Lebah
Ada Yang Lagi Bergelantungan Tuh


Menurut informasi orang utan betina memiliki tenaga 4 kali lebih kuat dari pada orang dewasa, sedangkan si pejantan bisa 8 kali lebih kuat. Pak Nur pun mengingatkan untuk menjaga jarak dan tidak menyentuh orang utan. Tempat feeding orang utan dibuat seperti panggung dan kami para pengunjung di sediakan tempat duduk untuk menyaksikan orang utan makan, seperti menonton pertunjukkan seni. Ketika jam makan tiba silih berganti orang utan datang dengan aksinya bergelayutan dari dahan satu ke dahan yang lain, mirip seperti di film Tarzan. Tak ada kesulitan yang berarti ketika si pemilik 97% DNA manusia itu menaikki dan menuruni pohon. Oya ternyata selain pisang, orang utan pun menyukai buah rambutan. Di beberapa pohon, terlihat kandang orang utan dan menurut info dari pak Nur, orang utan sering berpindah kandang sehingga tak heran jika banyak jejak kandang di beberapa pohon.





Liat Belakang Bro..!!


Ketika sore telah tiba, para pengunjung pun memilik batas waktu berada di camp Leakey hanya sampai jam 4. Perjalanan kembali ke dermaga Kumai berdurasi 4 jam. Di pertengahan jalan pulang, kami di suguhkan bonus kekayaan Tanjung Puting dengan kunang-kunang yang memancarkan cahaya tubuhnya menerangi beberapa pohon, nah kalo yang ini seperti di film Peter Pan. Tak hanya tingkah laku orang utan ternyata kami pun menemukan beberapa kejutan alam Tanjung Puting.




Ada Babi Utannya Juga

Klotok Yang Kami Tumpangi - Hanesa 70
Aryo Yang Lagi Asik

Refleksi - Air Hitam Nan Bening

Alam akan bersahabat dengan manusia jika manusia nya pun menjaga kelestarian alam tersebut. 
Salam Lestari..