Kamis, 03 Desember 2015

kemcer di Kaki Gunung Salak - Cidahu

Kereta pagi dari Depok saya tumpangi, dan hanya berselang 45 menit sudah sampai di stasiun Bogor. Saya yang tiba lebih dahulu, harus menunggu satu persatu ketujuh personil yang lain, yang lengkap 2 jam kemudian. Andis yang sebagai seksi repot bernegosiasi dengan salah satu supir angkot Bogor agar mau mengangkut kami langsung ke Cidahu, Sukabumi. Kira-kira 2 jam kami meringkuk di dalam angkot hijau itu hingga sampai di gapura Gunung Salak. Tiket masuk per orang hanya 5 ribu dan kami mengikuti papan petunjuk jalan arah camping ground. Tak sampai setengah jam kaki kami melangkah, sudah ketemu tempat camping ground yang harus melewati jembatan bambu sebelumnya. Tapi kami tak berniat mendirikan tenda disana, kami beranjak sedikit lagi memasuki hutan hingga menemui sepetak tanah yang cukup untuk berkemah, dikelilingi pohon-pohon damar yang menjulang tinggi. 5 orang kawan membawa hammock dan membentangkannya, tapi agak kesusahan karena diameter tiap pohon damar yang besar sedangkan tali hammock tak seberapa panjang. Aktifitas kemping ceria apalagi jika bukan masak-masak, main game dan leyeh-leyeh. Memang si Andis yang menjasi seksi repot sudah membawa potongan ayam ungkep untuk digoreng, senangnya jika ada orang yang seperti Andis ikut, kebutuhan perut terpenuhi. Satu hal yang baru saya coba ketika kemcer itu, mencicipi marshmallow yang dibakar. Marshmallow itu sendiri adalah makanan ringan yang teksturnya seperti busa yang lembut, rasanya manis dan kenyal dimulut, jika dibakar langsung gosong tapi menciptakan perpaduan manis dan pahit yang pas di lidah. Sehabis santap malam selesai, permainan kartu menjadi pilihan terbaik, melewati malam dengan canda tawa sebelum menikmati tidur malam dibawah pohon damar.

Basah-basahan di Bawah Air Terjun

Suara langkah pengunjung yang  lewat membangunkan kami satu persatu, maklum tempat kami mendirikan tenda adalah jalur menuju salah satu air terjun yang ada di sana. Karena penasaran dengan air terjunnya, saya pun menghampirinya.
Air terjun nya tak terlalu tinggi tapi debit airnya bisa dibilang tak ada habisnya apalagi saat itu masih musim kemarau. Langsung saja saya mencicipi segarnya air terjun, mencuci muka sambil berdiri tepat dibawah air terjun hingga membasahi seluruh badan.

Sarapan Ala Kemcer

Puas basah-basahan dan kembali ke tenda, saat itu Andis sudah menyiapkan sarapan buat kami makan, duuhh baik bingit bukan si broohh yang satu itu. Bukannya berkemas dan siap-siap pulang, kami satu persatu malah melanjutkan leyeh-leyeh di hammock yang masih terpasang dan di matras. Kapan lagi kami bisa leyeh-leyeh di kelilingi pohon damar yang harum dan segar.

Lazy Time (Again)

Kemping ceria bersama kawan menjadi salah satu alternatif kegiatan alam yang ringan, murah, menyenangkan, dan juga sehat.


Rame-rame

Ciaaooo....