Muara Angke |
Pagi-pagi harus tiba di Muara Angke karena kapal penyebrangan berangkat pagi dan woww ternyata banyak sekali para traveller yang ingin ke kepulauan seribu, saya sempat tak habis pikir "kemana aja ya saya, masa baru pertama kali ke kepualauan seribu sedangkan sudah banyak orang yang akan ke sana (itu berarti kep.1000 sudah populer) dan teman2 di rombongan trip saya sudah lebih satu kali pergi ke kep.1000, hehe".
Kelebihan Muatan |
Penumpang kapal banyak sedangkan kapal yang tersedia sedikit, alhasil para penumpang bertumpuk-tumpukan tuk bisa ke kep.1000, widiiihh sepertinya safety kapal terlupakan bahwa pastinya setiap kapal punya jumlah maximum penumpang yang bisa di angkut tapi karena antusias para penumpan dan tentunya keuntungan pemilik kapal ya "lupakan" sajalah..(klo bisa sih jangan di tiru ya guyss).
Berangkat dari Muara Angke pukul 7.30 WIB, perjalanan berkisar 3 jam sampai ke Pulau Harapan dan dari sana saya dan teman-teman akan melanjutkan dengan kapal yang berbeda. Selama di kapal, saya duduk di dek atas bagian kapal paling belakang maklum lah mau melepas kangen pada laut dan nikmatin suasana perjalanan, terakhir kali saya melakukan perjalanan laut satu bulan yang lalu. Di tengah perjalanan saya melihat ABK (anak buah kapal) mengambil air laut,, hmmm saya sih sudah bisa mengira pasti buat isi ember di toilet kapal dan betul saja saat saya buang air kecil, air di ember terasa lengket di tangan dan untungnya saya cowo jadi ga perlu air saat buang air kecil tapi klo cewe pasti lengket tuh jadinya, hehe, alternatifnya sih bawa tisue basah (klo semua penumpang pakai tisuee basah tambah kotor aja tuh laut jakarta).
pulau Harapan |
Untunglah laut bersahabat saat kami pergi dan akhirnya sampai di pulau persinggahan, pulau Harapan. Banyak pengunjung juga yang nginap di sini tapi tidak buat saya dan teman-teman, karena kami ingin pulau yang sepi.
Cari makan dulu nih dan kami mencari pak Udin (bukan buat di makan, ;-0 ) karena teman saya pernah kesana dan singgah di rumah makan pak Udin. Ternyata rumah makan pak Udin sudah pindah padahal kami sudah jalan jauh sepanjang ganngg loh (lebe mood on karena sudah kelaperan, hehe) dan akirnya kami mengutus teman tuk mencari rumah makan pak Udin. Nah sambil menunggu, kami berpose dulu (tetap ya klo namanya dipoto tuh senyam senyum meskipun perut sudah keroncongan) dan seperti nama pulau itu yaitu pulau Harapan, kami pun berharap rumah makan pak Udin ketemu dan ada seorang ibu di sebelah kanan itu pun berharap muka nya bisa ke poto (just kidding Madam, hehehe).
Pulau Kayuangin Bira |
Yiipiie, akhirnya kami sampai juga di pulau Kayuangin Bira, pantai cantik berpasir putih yang panjang, dengan hanya luas 0.26 HA bisa mengelilingi pulau hanya dengan 15 menit saja dan tentu saja pulau ini tak ada penghuninya karena diperuntukan untuk penghijauan.
Saat kami baru sampai di pulau itu, tak berapa lama ada perahu lagi yang datang membawa rombongan,dari jauh kulit mereka seperti orang Indonesia, tidak terlalu hitam dan tidak terlalu putih juga tapi saat mereka berbicara bukan menggunakan bahasa Indonesia, lalu saya penasaran sehingga saya mendekat tuk mendengar logat mereka dan ternyata mereka orang India guyss terdengar kata "nehi, nehi" saat mereka ngobrol, terlihat jelas juga tampang mereka yang sering saya lihat di film-film bollywood, film yang saya gemari saat SMP sampai SMA sehingga saya fasih dengan tampang-tampang seperti mereka dan diperjelas lagi dengan bulu dada yang subur sekali. Sayangnya mereka hanya snorkling beberapa saat lalu pergi dan tidak menginap di pulau Kayuangin Bira bersama kami, kalau saja menginap bisa-bisa menyanyi dan menari lagu India bersama mereka,hehe.
Kami pun mendirikan tenda di pulau itu karena memang tidak ada penginapan di sana, dua tenda untuk sekumpulan pria dan satu tenda khusus tuk wanita yang tercantik saat itu (jelas aja yang tercantik karena satu-satunya wanita yang ikut, hehe). Sehabis mendirikan tenda, kami langsung nyebur ke laut, 3 teman yang menyatakan sebagai A3Idiot memang berencana untuk freediving dan saya hanya snorkling tanpa kaki katak. Maunya sih ikut freediving karena pastinya akan terasa lebih seru tapi berhubung saya belum pernah latihan seperti itu ya snorkling aja deh (next time I will do what u do boys..!!). Saat snorkling ada bulu babi dan itu banyak sekali, tiba-tiba pun saya jadi panik karena hanya bermodal googles dan celana saja tanpa baju dan tanpa kaki katak. Duri bulu babi nya panjang-panjang sehingga saat saya berenang tepat diatasnya langsung saja mengambil haluan ke kanan or ke kiri dan wew akhirnya jempol kaki saya terkena bulu babi juga karena memang sudah panik duluan padahal si bulu babi hanya diam di dasar. Oh men, rasanya tertusuk bulu babi tuh sama aja ditusuk jarum suntik dan 5 menit pertama rasa sakitnya belum hilang-hilang tapi setelah 5 menit tidak terlalu sakit lagi meskipun duri bulu babinya masih ada yang tertinggal di jempol saya. Hmmm baru saja nyebur kira-kira 15 menit tapi bulu babi sudah membuyarkan kesenangan saat itu, alhasil saya tak melanjutkan snorkling lagi dan berusaha untuk menyabut bulu babi yang masih tertinggal di jempol, ehhh bukanya tercabut malah makin dalem masuknya, huft.. Kata teman saya sih harus di kencingin or di kasih air cuka, hmm saya lebih memilih opsi kedua deh meskipun harus menunggu teman yang datang membawa air cuka (oh ya ada 2 orang teman kami yang ketinggalan perahu, so mereka nyusul) daripada memilih opsi yang pertama harus mengencingi diri sendiri dan saat itu air kencing sudah habis, belum terisi lagi, hehehe.
Sunset di Pulau Kayuangin Bira |
Memang sore hari itu agak mendung dan awan hitam menutupi keindahan matahari terbenam tapi rasa haus melihat sunset di pantai terbayar sudah setelah satu bulan tak melihat sunset di pantai. Sebagian teman hanya duduk-duduk, sebagian lagi bergaya 1 2 3 tuk di poto dan saya hanya berbaring merasakan angin sepoi-sepoi sambil berharap sunset tak cepat berlalu.
Dinner time..!!maklum karena kami camping maka peralatan masak dan makan pun harus di bawa dari rumah dan karena hanya satu wanita yang ikut, si Niken, alhasil dialah yang dapat jatah memasak dengan sedikit paksaan dari para lelaki, hehe. Katanya dia ga bisa memasak nasi cuman bisa masak sarden, cornet, mie tapi tetap saja kami para lelaki menyuruhnya masak nasi karena memang dia satu-satunya wanita saat itu (kejamnya dunia, hehe). Betul aja dia ga bisa masak nasi, ternyata nasinya ga mateng-mateng dan setelah dapet bantuan dari yang lain akhirnya mateng juga tuh nasi tapi bagian bawahnya rada gosong, Niken sepertinya kau harus belajar lagi memasak nasi biar mateng n nanti juga pasti bisa ko.
Bingung mau ngapain, kami bermain kartu (permainan cangkul) nah ada hukumannya, yang kalah jongkok loh dan baru saat itu saya bermain cangkul dengan jumlah tujuh orang. Ya ya ya namanya juga cangkul, siapa yang lagi cangkul pasti di bilang "cangkul, cangkul, cangkul yang dalam", malam yang lucu bersama teman-teman tertawa geli saat ada yang cangkul apalagi kalah dan harus menjalani hukumannya..Uppss ada hukuman yang lain juga loh, si Abe karena kalah harus masak air panas dan bikin teh, yang lebih ekstrim lagi klo yang kalah jalan keiling pulau lalu kenalan sama tetangga sebelah yang sedang camping juga tapi hanya menggunakan sarung, tapi sayangnya ga terjadi, hehee.
Tenda ada tiga tapi malam itu kami tidur di luar tenda, yahh mau asik-asiknya tidur tiba-tiba hujan turun dan kitapun keblingsetan masukin barang-barang ke dalam tenda dan berlindung di sana. Tenda yang saya masukin isinya lima orang beserta barang-barang, dempet-dempetan deh. Si, Agus yang paling rela berkorban, duduk sambil megangin bagian depan tenda biar ga terbang n ga masuk air (top markotop lu gus..). Ujannya dua kali malam itu dan dua kali pula kami bolak-balik keluar masuk tenda tuk bisa tidur.
tiga tenda |
Nescafe Addict |
Pagi hari masih rada mendung sehabis hujan malam itu, udaranya nya juga lebih dingin tapi kami siap-siap nyebur ke laut dong, apalagi klo bukan freediving n snorkling. Kali ini saya memberanikan diri tuk ikut bersama 3 freediver (Agus, Abe, Acionk) tuk melihat mereka freediving dan untuk ambil poto bersama produk Nescafe *promosi (salah satu syarat tuk ikut Nescafe Journey bareng Riani Djangkaru). Bersama si boy (ban pelampung) saya berpegangan, hmm arusnya kencang saat itu sehingga saya dan Agus harus bersusah-susah berenang ke tengah mendorong si boy. Wow melihat mereka freediving jadi iri rasanya karena saya hanya bisa melihat dari permukaan air saja tanpa bisa ikut-ikutan menyelam dan melihat ikan, karang lebih dekat lagi dan sayapun hanya menjadi penjaga boy agar tidak terbawa arus (boyer, yeeahh).
Begitu selesai nyebur, kami sudah ditunggu oleh bang Gres dan bang Edo untuk diantar ke Pulau Perak, hanya sekitar 15 menit dari pulau Kayuangin Bira. Nah di pulau Perak ini kami main ujan-ujanan (saya aja lupa kapan terakhir saya main hujan) wow rasanya nikmat betul, sambil berlari-larian di pantai, merasakan tiap tetes ujan yang mengenai tubuh, melihat gelapnya awan sambil tentunya tetap narcis dan si Acionk membuat video saat itu.
Di pulau Perak ini kamar mandinya dari air sumur sehingga harus nimba air dlu klo mau mandi dan untuk buang air besar pun seadanya, lubang yang agak besar tapi pinggirannya sudah disemen (saat itu sudah lebih bagus saat Niken dkk datang pertama kali, hanya lubang dengan penyangga papan tuk jongkok). Karena sudah ga tahan BAB ya mau ga mau nongkrong di situ, rasanya aneh sebelum BAB tapi setelah keluar wuihh segerr betul, hehehe.
Malam harinya peminat permainan kartu berkurang karena memang kami kelelahan seharian berenang dan main hujan-hujanan walaupun begitu saya baru tahu ada permainan kartu tangkap setan dan 41 (yang katanya identik dengan seberapa komitmenya seseorang bersama or mencari pasangan). Oh iya hampir lupa kami bakar-bakar tedong or kempa (sejenis keong yang bentuknya menyerupai karang dan cangkangnya berjari, dan cangkangnya itu keras sekali harus di pecahkan dengan palu) sebelum tidur, rasanya seperti cumi tapi lebih kenyal. Seperti malam kemarin, teman-teman tidur di luar tenda tapi belajar dari malam sebelumnya, saya memutuskan tidur di tenda aja agar tidak perlu repot-repot klo hujan dan tidak perlu mendengar salah satu teman yang mendengkur, hehe.
Sun Rise di Pulau Perak |
Matahari terbenam malu-malu, terbit pun malu-malu, ohh kenapa harus malu-malu menampakkan keindahanmu..!!
Usaha bangun pagi tuk melihat indahnya matahari tidak kesampain deh, memang ga semua harapan terwujud saat jalan-jalan tapi yang pasti sih saya mencoba nikmatin aj dan hal itu lebih berguna daripada mengeluh..
Oh iya, ubur-ubur kecil berkerumunan di pinggir pantai pagi itu, saya jadi ingat kemarin ketika nyebur ke laut teman-teman tersengat ubur-ubur, katanya rasanya perih dan kulit jadi bentol-bentol, untungnya saya tidak tersengat ubur-ubur tapi malah nginjek bulu babi, hihi.
Para 3 freediver melanjutkan penyelaman mereka di dekat dermaga pulau Perak, seakan-akan ga ada habisnya tuh tenaga n napas mereka, mereka sudah ketagihan freediving ngeliat indahnya bawah laut, yang lainnya termasuk saya hanya bersantai menikmati detik-detik berakhirnya liburan, huhuhu.
American |
Perjalanan pulang harus berpanas-panasan dan berbagi tempat duduk bersama penumpang lain yang ingin kembali ke Jakarta dan sekitarnya. Tempat duduk di bawah sudah full udah aja saya duduk di atas bersama bule putih dan item ini. Orang asing tak semuanya sombong loh, mereka asyik-asyik juga di ajak ngobrol, yang membuat risih mereka adalah ketika sering orang-orang melihat mereka seperti ngeliat hantu secara di negara mereka katanya jarang ngeliatin orang terlalu lama. Yang putih itu si Jason, katanya Indonesia itu indah banget, banyak yang bilang bahwa negara Indonesia itu negara teroris tapi ketika mereka menyadari Indonesia bukanlah negara seperti itu. Ya semua informasi tidak bisa begitu saja kita telan bulat-bulat, sama aja ketika saya menganggap mereka sombong, toh ternyata tidak lah seperti demikian, hal yang dialami orang lain mungkin berbeda dengan apa yang di alami diri sendiri dan tergantung dari sudut pandang mana kita berpikir, hmm jadi sok bijak banget saya ya, hehe.
Kalo yang hitam itu (selain saya) namanya Justin (ga pake Timberlake or Bieber), dia lama di Singapura dan menguasai 4 bahasa (Inggris, Melayu, Cina dan sedikit India), dan guyss tahukah kalian berapa umurnya sekarang? baru 15 tahun loh..!!saya pun tercengang pas tahu umurnya masih muda banget sampai-sampai saya bilang "ga bercanda kan? seriussss?" walahh bongsor banget, untung aja awalnya saya tidak panggil "sir" kepadanya, hehe.
Putihnya pasir pantas, air laut, terumbu karang dan ikan-ikannya tak bisa ku lihat lagi tuk sementar waktu, harus kembali bekerja n mencari uang guys biar bisa jalan-jalan lagi, hehe, tapi yang pasti harus tetap SEMANGAT n HAPPY donk, yupp bahagia berasal dari dirimu sendiri bukan dari orang lain or keadaan sekitar or apapun juga, ketika kau sudah memilih bahagia maka kau pasti akan bahagia...